Masjid Jogokariyan; Berkah Masjidnya, Berkah Negerinya

Buat
kalangan yang aktif di masjid siapa yang tidak kenal Masjid
Jogokariyan, Masjid yang berlokasi di Kampung Jogokariyan Mantrijeron ini
awalnya ketika dibangun pada tahun 1966 hanya seluas kurang lebih 600 M2,
kini seiring berangsurnya waktu dan perkembangan yang pesat Masjid ini
mengalami perluasan hingga sekarang seluas 1.478 M2.
Apa
yang unik dari masjid ini ? Masjid awal berasal dari ide H. Jazuri -seorang pengusaha batik yang memiliki rumah di kampung Jogokariyan- dibangun tidak dari tanah wakaf. Lokasi ini dulunya adalah sebagai daerah
kalangan "abangan" karena kultur abdi dalam prajurit keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat yang lebih dominan tradisi "kejawen" dari pada
kultur pada kultur keislaman.
Bahkan
sejak jaman gerakan PKI daerah Jogokariyan termasuk basis PKI yang
didominasi warga miskin dan buruh. Pada masa meletus G30S PKI banyak
warga yang di ciduk sebagai tahanan politik.
Namun
Alhamdulillah Masjid Jogokariyan dimasa kini sudah menjadi alat perekat
untuk melakukan perubahan sosial menjadi masyarakat Jogokariyan yang
berkultur Islam. Masyarakatnya sudah islami akibat efek dakwah berbasis
Masjid.
Kembali kita
fokus pada apa yg membuat Masjid ini menjadi rujukan bagi kalangan
aktifis Masjid di seluruh indonesia. Setiap saat ada saja tamu yang
ingin studi banding belajar bagaimana pengelolaan Manajemen Masjid secara
modern.
Majemen dan Pelayanan
Konsep strategis yang dibangun dibangun dari 3 langkah : PEMETAAN, PELAYANAN, DAN PEMBERDAYAAN.
Pada
kontek pemetaan dalam arti kata masjid harus memiliki peta dakwah yang
jelas, wilayah kerja yang nyata, dan jamaah yang terdata. Pendataan
dilakukan Masjid terhadap jamaah mencakup potensi, kebutuhan, peluang
dan tantangan, kekuatan dan kelemahan.
Masjid menginisiasi sensus masjid yang menghasilkan data base dan peta dakwah komprehensif.
Data
base dan peta dakwah mencakup nama KK dan warga, pendapatan,
pendidikan sampai pada pendataan siapa saja yang shalat dan belum, yang
berjamaah di masjid dan tidak, yang berqurban dan berzakat di Baitul
Maal Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan masjid dan belum,
yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja dimana sampai detail
sekali.
Hingga peta
dakwah memperlihatkan gambar kampung yang warna warni : hijau, hijau
muda, kuning hingga merah. Bahkan di tiap rumah ada atribut ikonik : Ka'bah ( sdh berhaji), Unta ( sdh berqurban), Koin ( sdh berzakat),
peci dll.
Data potensi
jamaah dimanfaatkan sebaik baiknya. Segala kebutuhan masjid yang bisa
disediahkan jamaah, di order dari jamaah. Bahkan Masjid Jogokariyan
berkomitmen tidak membuat unit usaha agar tak menyakiti jamaah yang
memiliki bisnis serupa. Tapi yang saya tahu Masjid memiliki kamar kamar yang
di sewakan buat tamu luar kota bila sedang berkunjung ke masjid.
Ukhuwah
umat islam di jogokariyan dibangun sangat kuat. Tiap pekan, masjid
menerima ratusan tamu. Konsumsi untuk para tamu diorderkan secara
berguliran dari jamaah yang memiliki rumah makan.
Mengundang jamaah ke masjid dengan penuh hormat
Dari
data jamaah tersebut di gunakan untuk gerakan subuh berjamaah, salah satu
terobosan Masjid mencetak undangan layaknya undangan pernikahan.
Undangan ditulis a.n jamaah yang isinya mengundang jamaah untuk shalat
subuh berjamaah dengan dilengkapi hadist2 keutamaan shalat subuh.
Hasilnya ada peningkatan warga mau shalat jemaah ke masjid. Umumnya kan
masjid hanya mengandalkan adzan buat mengajak jamaah shalat.
Gerakan infaq selalu tersisa NOL Rupiah
DKM
masjid membuat sistem keuangan yang berbeda dengan masjid lainnya. Jika
ada masjid dengan bangga mengumumkan bahwa saldo infaqnya jutaan, maka
masjid jogokariyan selalu berusaha keras agar di tiap pengumuman, saldo
infaq harus sama dengan NOL, infaq itu ditunggu pahalanya untuk menjadi
amal shalih bukan untuk disimpan lama di rekening Bank. Uang dikelola
untuk dimanfaatkan kepada jamaah baik dalam bentuk kegiatan ibadah atau
santuan dan pemberdayaan.
Menurutnya
saldo infaq jutaan akan sangat menyakitkan, ketika tetangga masjid ada
yang tak bisa ke Rumah Sakit sebab tak punya biaya atau tak bisa
sekolah.
Menurutnya
menyakiti jamaah adalah tragedi dakwah. Dengan pengumuman saldo infaq
sama dengan NOL, jamaah lebih sangat mengamanahkan hartanya, semakin
bersemangat mengisi kembali infaq ke masjid.
Gerakan jamaah mandiri
Sejak
tahun 2005 masjid menginisiasi gerakan jamaah mandiri. Jumlah biaya
setahun di hitung, dibagi 52 minggu sehingga ketemu biaya setiap pekan.
Kemudian, dibagi lagi dengan kapasitas masjid ketemu biaya per tempat
shalat, lalu disosialisaikan. Jamaah diberitahu bahwa jika dalam sepekan
mereka berinfaq dalam jumlah tersebut maka dia Jamaah Mandiri. Jika lebih
dia jamaah pensubsidi, jika kurang dia jamaah disubsidi. Program ini
sukses menaikan infaq hingga 400%. Sebab, ternyata orang malu mau
ibadah saja disibsidi. Infaq 1000 pun diketahui kemana alirannya, tanpa
diminta jamaah akan berpartisipasi, bahkan tiap kali renovasi masjid
jogokariyan tak membebani dengan banyak proposal.
Makna penting sebuah dokumentasi
Saat
DKM masjid melakukan renovasi, pihak DKM membuat banner dengan tulisan "MOHON MAAF IBADAH ANDA TERGANGGU, MASJID JOGOKARIYAN SEDANG KAMI
RENOVASI", Nomor rekening ditaruh di bawah ditambah sebuah foto
DOKUMENTASI pembangunan masjid Jogokariyan sejak dari tahun 1967. Makna
foto lama ini memberikan inspirasi dan motivasi sekaligus fakta
perkembangan masjid dari hari ke hari.
Program skenario planning
Hal
ini yang cukup menarik, setiap periode kepengurusan dan memiliki
karakteristik. Misalnya kepengurusan 2000-2005 program skenarionya
dengan Mengubah masyarakat dari kaum abangan menuju islami.
Pemuda
yang suka mabuk dijalanan, diarahkan ke masjid, warga yang belum shalat
diajak untuk shalat, dan mengajak anak kecil beraktifitas ke masjid,
warga yang shalat di rumah diarahkan ke masjid, bahkan yang jadi pemabuk
dibedayakan sebagai keamanan masjid.
Skenario
planing 2005-2010 membiasakan masyarakat untuk berkomunitas di
masjid. Minimal jamaah subuh 50% dari shalat jumat, mensejahterakan jamaah
melalui lumbung masjid, memperbanyak pelayanan, membuka poliklinik,
memberikan bantuan bea siswa dan memberikan layanan modan bantuan usaha.
Skenario planing 2010-2015 meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat.
Menuntaskan orang yang belum shalat jumat, periode ini mengalami peningkatan 75% dari jamaah jumatan.
Menjadikan para eks pemabok menjadi bagian masjid.
Silahkan liat link kegiatannya :
Masjidjogokariyan.com
Masha Allah...
Fajar ( fai)
Peserta Itikaf Asyrul Awahir 1438 H
Juni 2017
@Badr Archery
WA. 0812 8168664
*sumber tulisan: Fajar ( fai) Peserta Itikaf Asyrul Awahir 1438 H dengan beberapa perubahan seperlunya, sumber image: tempo indonesia